dimana saya sudah mempunyai seorang suami yang sampai sekarang masih tetap hidup rukun, Pengalaman sex saya ini bukan pengalaman yang terjadi di antara saya dan suami saya, Melainkan karena keadaan dimana saya terangsang oleh kehadiran seorang pria yang membuat saya terpaksa untuk melakukannya. Dimulai dengan kejadian undangan pesta pernikahan teman saya.judi online
“Kringggg…kringggg….”dering telepon rumah saya berbunyi.
”Halo…”sapa saya, rupanya teman SMA saya Rita yang menelepon.
“Kamu pasti datang kan vin?” tanya rita.
“Datang kok,undangannya udah kuterima kemarin sore.”jawabku.
Setelah berbincang sejenak maka telepon saya tutup. Maklumlah saya adalah wanita karier, jadi karena jadwal saya yang padat sering kali saya banyak tidak menghadiri acara-acara pernikahan teman-teman saya yang lain. Namun kali ini yang menikah adalah Rita sahabat dekat saya, jadi mau tidak mau saya harus menyempatkan diri untuk menghadirinya.judi online
Pagi ini setelah bertemu dengan klien, handphone saya berbunyi lagi. Rupanya Rita lagi yang menelpon memastikan saya untuk datang besok ke pernikahannya, sekalian juga mengundang untuk acara widodaren malam ini, Namun saya lupa telah bernjanji untuk menemani suami saya bertemu dengan kliennya untuk acara dinner malam ini. Jadi saya meminta maaf kepada Rita dan saya membuat kesepakatan kepada Rita bahwa saya tidak mengingkari janji saya dengan rita ke-persepsi pernikahannya besok.
Malannya, Saya menemani suami saya untuk dinner dengan kliennya di salah satu hotel berbintang lima di kota saya. Kami memesan tempat terlebih dahulu dan memberitahukan kepada pelayan jika nanti ada yang mencari suami saya harap diantarkan ke tempat kami, Memang hampir semua pelayan disana telah banyak mengenal kami.Karena memang tidak jarang suami saya mengajak kliennya untuk makan malam di sana,tentunya untuk berurusan bisnis.
Kira-kira 15 menit kemudian, Datang seorang lelaki yang umurnya tidak berbeda jauh dengan suami saya, dia didampingi dengan seorang wanita yang sangat anggun, Dan suami saya bangkit berdiri dan diperkenalkan saya kepada mereka berdua. Rupanya lelaki itu bernama Putra dan istrinya Niken. Mereka pun duduk berdampingan bersebrangan dengan suami saya.judi online
Tidak lama kemudian, suami saya dan Putra terlibat pembicaraan yang seru soal bisnis mereka. Sementara saya pun asik berbincang dengan niken dan bergosip. Namun saya rasakan sesekali Putra sering mencuri pandang kearah saya.Maklum saja malam itu saya mengenakan baju berbelahan dada yang rendah berwarna hitam yang tentunya sangat kontras dengan kulit saya yang putih dan rambut saya yang berwarna coklat kemerahan.
Dalam hati kecil saya sebenarnya mengagumi Putra. dengan badan yang kekar serta penampilannya mempersona seolah memiliki kharisma tersendiri, ditambah lagi wajahnya yang tegas namun menunjukkan kesabaran serta sorot matanya yang tajam,membuat saya berpikir yang tidak bagus. setelah tidak terasa waktu menunjukkan pukul 22.00, Putra dan Niken pun berpamitan kepada kami karena mereka sudah berjanji akan pergi bersama saudara Niken yang akan berulang tahun. Setelah membereskan pembayaran, saya dan suami saya pun pulang ke rumah.
Ke-esokan harinya, Saya dan suami saya pergi bersama ke pernikahan Rita. Benar-benar suatu pesta yang sangat meriah. Tamu yang diundang begitu banyak dan semua ornamen di dalam gedung serta keseluruhannya benar-benar tertata dengan indahnya. Setelah hidangan utama keluar, Saya permisi kepada suami saya hendak ke toilet. Ternyata toilet di lantai atas dimana pesta berlangsung sangat penuh, Saya pun berinisiatif mencari toilet yang kosong, saya menanyakan kepada pelayan menanyakan toilet dimana tidak dipenuhi orang.”pelayan mengatakan ”di lantai 2 buk.. saya jawab oke,tenkyou.judi online
Ketika menunggu lift, saya tersentak ada seorang lekaki menyapa saya. Ternyata Putra, Teman suami saya yang bertemu semalam. Dia mengatakan, bahwa dia mau turun merasa mobilnya belum di kucni begitu katanya,
Kami pun bersama memasuki lift. Saya jadi serba salah karena lift
itu kosong dan tinggal kami berdua saja. Apalagi ketika Putra mendekati
saya dan mengatakan kalau penampilan saya sangat cantik malam ini.
Malam itu saya mengenakan terusan berwarna merah menyala dengan
bagian punggung terbuka, dan bagian depan hanya di ikatkan ke leher
saya. Jantung saya berdegup makin kencang. Tidak munafik saya pun
semalaman terbayang terus akan Putra. Suasana jadi hening di dalam lift.
Putra mendekati saya dia mengatakan bahwa sejak kemarin dia pun selalu
teringat akan diri saya, bahkan ketika malamnya dia bercinta dengan
istrinya pun dia membayangkan sedang bercinta dengan saya. Saya pun
tersentak sekaligus senang saya hanya tersenyum saja.
Tiba-tiba tangan Putra menarik tangan saya. Dia mendekati wajah
saya dan mencium pipi saya dengan lembut. Saya tidak kuasa untuk
menolaknya. Lalu tiba-tiba Putra berjalan ke tombol lift dan dia
memencet tombol lift hingga lift-nya pun berhenti. Saya menjadi serba
salah, dalam hati saya sangat takut, tetapi saya juga diam-diam sangat
menginginkan semuanya terjadi.judi online
Lalu Putra mendekati saya lagi, dia mencium bibir saya dengan
lembut. Nafas saya semakin tidak teratur, saya pun tidak kuasa
menolaknya. Kami pun berciuman dengan hebatnya. Tangan Putra perlahan
meraih belakang leher saya dan menarik tali pengikat baju saya, rupanya
dia berusaha membuka pakaian pesta saya yang dirasakannya menghalangi
pemandangan indah yang sudah dinanti-nantikannya. Saya pun tersentak,
tetapi dia membungkam mulut saya lagi dengan ciuman-ciumannya, saya
hanya bisa mengikuti permainan ini sambil mendesah menghayati
kenikmatannya.
Perlahan ciuman Putra turun ke leher saya Sambil tangannya sudah megusap dan meremas-remas buah dada saya.
“Uhhh…” desah saya karena begitu nikmat usapannya, begitu lembut namun kuat.
Kemudian tanpa saya sadari Putra telah menghisap buah dada saya
yang sebelah kanan sambil tangan kanannya meremas-remas pelan ke buah
dada saya yang sebelah kiri. Dihisapnya dan dijilatinya puting saya yang
sudah mengeras. Dipermainkannya puting saya dengan lidahnya yang nakal.judi online
“Uuuhhh… Puutraaa… Uuuhhh…” saya tidak tahan rasanya.
Lalu Putra menarik tangan saya ke arah ikat pinggangnya. Langsung
saya tarik ikat pinggangnya dan saya lepaskan pengait dan resletingnya.
Putra pun memelorotkan celananya, lalu dia menyibakkan rok saya hingga
paha saya yang putih dan mulus terlihat dengan jelas. Sekilas saya lihat
batang kemaluan Putra telah berdiri dengan tegaknya. Putra menatap saya
dalam-dalam, kemudian mencium saya dari bibir saya kemudian turun ke
buah dada saya. Dan tiba-tiba, “Blesss…”
“Aaaccchhh…” lubang kemaluan saya terasa hangat,
“Uuuhhhh… Puuut… nakal kamu…”
Putra hanya tersenyum saja. Dia lalu menggoyangkan batang kemaluannya keluar masuk keluar masuk, makin lama semakin cepat.judi online
“Uuuhhh Puttt… nikmatt sekalii… oouhhh…” saya merintih merasakan nikmat yang tidak terkira.
Goyangan yang dilakukan Putra makin lama semakin cepat… makin
cepat… tubuh saya tidak kuasa menerima hujaman batang kemaluannya yang
begitu dahsyat. Saya rasakan sangat penuh di dalam lubang saya.
“Aacchhh… Puttt… aku gak tahan lagi… uuhhh…” desah saya kepadanya
karena merasakan kenikmatan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.judi online
“Tahan sayang… kita keluar sama-sama…” katanya mencoba mengatur tempo permainan kami.
Putra pun menggoyangkan pinggulnya semakin cepat. Putra melakukan
gerakan keluar masuk berulang-ulang sambil sesekali pinggulnya
diputar-putar untuk menambahkan kenikmatan bersenggama.
“Aacchhh… nikmat sekali…” desah saya kepadanya yang kali ini diikuti dengan tercapainya orgasme saya.
Goyangan pinggulnya yang mendesak saya hingga terhimpit dipojokan
lift semakin menggebu-gebu dengan gerakan keluar masuk yang semakin lama
semakin cepat. Iramanya pun semakin tidak beraturan karena kami
melakukan dengan posisi berdiri dan saya bersandar pada pojokan dinding
lift.
“Aaacchhh…” tubuh saya menegang, kepala saya tetarik ke belakang
dan, “Crooottt… crooottt… crooottt…” saya rasakan air mani Putra
menyemprot ke dalam rahim saya.
Tubuhnya menegang sambil merapat ke tubuh saya, nafasnya
terengah-engah menikmati permainan yang baru saja kami lalui dengan wktu
dan tempo yang cepat.
“Uuuhhh…” desah saya terkahir kali menghayati permainan sex kami.
Putra menciumi bibir saya kembali, kami berciuman sejenak, kemudian
dengan cepat membereskan pakaian kami kembali yang berantakan karena
terburu-buru melepaskannya tadi. Setelah saling membetulkan pakaian,
Putra pun menekan tombol lift kembali dan kami meluncur langsung naik ke
atas, kali ini kembali ke tempat pesta berlangsung.
Rupanya Putra memang tidak bermaksud turun, dia segera berlari ke
lift ketika dia melihat saya berjalan keluar ruangan. Setelah saling
menukar nomer telpon, kami pun berpisah. Sambil masuk ke ruangan, Putra
mengerlingkan mata nakalnya kepada saya, saya hanya membalasnya dengan
senyuman saja. Ketika saya kembali ke tempat duduk, suami saya bertanya
kenapa saya lama. Saya bilang saja bertemu dengan teman lama dan sempat
mengobrol dengannya sejenak.
Dan tidak lama kemudian, acara pun diakhiri dengan foto bersama
pengantin. Setelah memberi selamat kepada Rita, saya dan suami saya pun
pulang ke rumah. Malamnya, saya banyak tersenyum-senyum sendiri karena
masih mengingat kejadian yang begitu indah dan menggairahkan bersama
dengan Putra di lift tadi.
UNTUK BERITA TERKINI LAIN NYA SILAKAN KLIK DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar